Hai dan halo! Hari ini, aku mau cerita tentang satu-satunya nama yang kebetulan lagi menikah. Namanya, Yoaga.
Namanya unik kan ya. Tapi, kami lebih sering manggil Yog atau, bukan Yoag atau Ga. Aneh soalnya haha. Entah sengaja begitu atau tipo saat nulis nama di akte, aku belum pernah menanyakannya. Yoaga, adalah teman laki-laki yang cukup banyak tersebut namanya kalau aku cerita masa SMA. Tanpa Yoaga, bisa jadi masa SMA-ku lebih tenang--dan membosankan.
Dulu, kami nggak akan kehabisan bahan olok. Kami deket gara-gara mulutnya yang sangat lihai mengkritik. Apapun yang kulakukan, selalu saja bisa di-counter dengan olokan menyebalkan. Hal ini enggak cuma kualami sendiri, RYFAR selalu kena ejek. Tapi, di hal yang bisa kami terima. Bukan buli. Aku juga ga kalah lihai menyerang dia. Selain nama bapak, kami juga punya julukan lain. Dia sering dipanggil 'Subur' karena mirip Mbah Subur yang pernah viral itu. Sedangkan aku... ah banyak sekali dia memberiku julukan. Yang paling akhir kayaknya Sakuntala. Nama yang tercetak di buku tahunan. Cukup bagus untuk sebuah olok, tapi itu enggak lebih dari sarkas. Dan berkat Yoaga pula, hubungan canggung terjadi antara aku dan Tio. Teman yang diperoloknya denganku.
Aku membalas olokan menahun itu dengan olokan dia dan Ristin. Salah satu dari Ryfar yang sangat dekat (dalam arti sebaliknya) dengan Yoaga. Ristin selalu bereaksi lebih kala diolok oleh siapapun, jadi teman-teman kerasan menganggunya. Termasuk aku. Aku berutang maaf tentang ini, tapi serius, dulu mereka berdua sangat cocok. Kepada Yesi, Yoaga tidak terlalu bertingkah karena respon Yesi selalu pasif, sedangkan dengan Mbak Rima Yoaga banyak menggoda (dalam arti romantis). Ya siapa sih yang ga tertarik sama polosnya Mbak Rima? Hahaha. Oh ya, Fikoh. Rumah mereka nggak terlalu jauh. Mungkin kayak rumahku dan Mbak Rima. Mereka tidak banyak interaksi, karena Fikoh dgaf. Tapi, sekali Fikoh pernah cerita kalau orang tuanya dulu pernah hampir menikah dg orang tua Yoaga, entah ayah atau ibu mereka, aku lupa.
Kami sering berolok semacam, "Kalau kalian menikah, aku akan ngado (insert olokan)." Atau, "Awas ya, kalo aku meninggal bakal menghantui kamu." Kadang sekali bakal seperti, "Oh ya, dasar (insert nama ortu)." Dan masih banyak lainnya. Aku enggak nyangka fase itu bakal berlalu dengan seperti ini. Yoaga menikah. Ristin meninggal beberapa bulan setelah ayah Yoaga meninggal. Kami datang ke rumah Yoaga atas pengaruh Ristin, padahal aku dan Fikoh sedang di Jember. Setahun kemudian, ibu Fikoh yang meninggal. Dan tepat setahunnya lagi, bapakku. Apakah ini gelap, atau sekedar cerita lalu, aku nggak yakin. Kita, kami, punya interpretasi yang berbeda. Terlalu sayang untuk melupakan ingatan saat-saat kami saling menyebalkan. Miris dan mungkin tragis. Tapi, bukankah memang seperti ini hidup.
Yoaga menikah hari ini. Good for him--meski aku sudah banyak membayangkan dia bersama Ristin, bahkan di cerita-cerita fiksiku. Aku tidak berpikir Yoaga tidak berubah, jadi semoga dia menjadi pribadi yang lebih baik. Pertemuanku dengannya selama di Jember, hanya berpapasan saja. Pertama di jalan saat sama-sama kembali dari Banyuwangi, dan kedua saat dia bersama perempuan (mungkin istrinya sekarang) di gang depan kos lamaku. Saat bertemu di bukber yang jarang kudatangi, aku tidak ingat kami bertukar olok lagi. Pun sepertinya tidak banyak mengobrol. Tidak saling simpan wasap, hanya Instagram yang menunjukkan kalau dia masih seperti dia. Tidak autentik seperti yang kutahu, tapi aku bisa membayangkan betapa kaku itu. Yoaga jadi teman laki-laki kedua yang menikah setelah Fajar. Aku terlibat banyak di pernikahan Fajar karena dia suami Mbak Rima. Pun, memang tidak pernah lost contact meski tidak selalu berkomunikasi. Selain Mbak Rima, teman perempuan yang menikah Sella dan Fikoh yang kesemuanya cukup dekat denganku. See, sirkel pendiem malah pada nikah dulu. Sungguh di luar prediksi (instert lawakan).
Ya sudah sih, cukup sekian kisah Yoaga. Satu nama yang satu-satunya. Selamat dan semoga bahagia. Maaf, terlalu malas untuk mencari nomormu di grup dan menyatakan ucapan ini.
Ps: kalo Yoaga masih kayak dulu dan menemukan tulisan ini, aku bakal diolok habis-habisan. Hahahaha~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar