Selasa, 15 September 2020

Aku dan Kisahku

Halo, selamat malam. Iya, ini malam. Nggak malam banget sih. 

Nggak seperti sebelumnya, kali ini aku nulis di sini saat kerjaanku selesai. Bikin PPT dan editing. Anythink else? Tentu. Harusnya. Tapi, aku bolos hal lain buat ngelarin dua--tiga deng--hal itu. Ya, kayak dulu aku dengan bodohnya milih nyelesaiin LPJ daripada ngirim tugas yang cuma tinggal kesimpulan. Ya, aku terima kok konsekuensinya. Ngulang

Saat temen-temen udah pada nyusun skripsi, bikin proposal, magang, bahkan sempro, aku masih gini-gini aja. Nggak jelas mau apa. Nggak ada harapan juga. Padahal, ini pundak berat banget loh bebannya. Kalo dipikir, malah aku bakal sakit dan sedih. Nggak kuat cuy. Bisa-bisanya aku hidup begini. Tapi, kalo dijalani, seberat apapun, ya ayok. Seneng, sedih, nangis, marah, dan emosi-emosi lainnya yang mewarnai dinamika hidupku. Hahaha, gatau deh kenapa gini banget hidupku. Dengan curhat nulis di sini aja, udah merupakan salah satu bentuk peluapan emosiku. Capek, capek banget. Seperti yang sudah-sudah memang, tekanan dari berbagai arah. 

Setiap hari, ada aja yang bikin sesak pikiran. (paragraf ini harusnya panjang tapi tidak lulus sensor)

Oh iya, selamat ulang tahun para Virgo. Juga, ibuku yang selama ini kuanggap Libra. Hmm, tahun pertama ibu bertambah umur tanpa bapak. Aish, pikiran semacam itu selalu kadang ganggu banget. Tapi, keisengan otak selalu aja bikin hati ketawa-tawa di atas nestapa diri sendiri. Gurih.

Agak bersyukur sih, di ulang tahun ibu kali ini aku nggak lagi di rumah. Agak gimana gitu kalo ngucapin langsung. Apalagi dengan kondisi yang udah beda. Meski lewat pesan pun, ucapanku sebatas, "Selamat ulang tahun." Nggak seperti dulu-dulu yang panjang lebar penuh harapan. Nggak juga nyari-nyari foto dan segala macamnya. Justru, aku mimpi buruk. Mimpi buruk yang sangat buruk, siang tadi. Dan enggak, semoga enggak jadi nyata. Kehilangan bapak, sudah menjadikanku pasien. Jika hal buruk lain terjadi, maka aku benar-benar akan mati. 

Ah, bahas apa lagi ya? 

Oiya, selain ibu, selama ini aku juga salah menganggap masku sebagai Gemini. Padahal dia Taurus. Jadi semua ekspektasi kepada Gemini kulempar ke mas. Sama halnya dengan ibu yang selalu kuanggap sosok cerdas karena ibu Libra, hahaha. Justru kakak keduaku yang Libra malah nggak kuanggap Libra. Eh, apa sih ini kok jadi bahas zodiak??

Oiya, di Twitter ada challenge nulis 30 hari gitu, tentang diri sendiri. Kayaknya seru banget. Tapi, ya aku nggak bisa maksain nulis kalo ada tanggungan lain. Next time sih. Udah aku mark kok wkwk. Oiya, lagi, aku sedang kepikiran sesuatu. Tentang tulisan. Tulisan, bukan ketikan. Tulisan tangan gitu. Yang bisa kutanyakan di sini cuma, "kenapa tulisan tanganku jelek?" padahal yang ingin kutahu jawabannya adalah pertanyaan tentang "siapa?" ah, pusing ya bacanya? Iya ga jelas emang. Dan ini sengaja. Sebenernya, udah ada jawaban untuk pikiranku itu, tapi belum dan tidak akan valid. Aku mau menyimpan maksudnya di pikiranku saja. Hitung-hitung sebagai hiburan. 

Hm kayaknya udah deh tulisan hari ini. Tidak penting, dan tentu tidak jelas. Oke, selamat September. Semoga bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar