Hujan yang menetes bergulir menggantikan peluh yang mulai surut. Ah, payung yang baru ku beli dua hari lalu sengaja ku tinggal pagi tadi. Ku pikir sore ini tak kan hujan tapi ternyata rintiknya telah menyapa bahkan saat seharusnya matahari masih tinggi.
Kosku masih setengah perjalanan dan apa yang terjadi nanti jika baju yang kukenakan ini sampai basah? Pasalnya, gara-gara musim hujan yang jatuh tidak pada waktunya, hampir seluruh pakaianku masih menggantung di jemuran. Sedangkan nanti malam aku masih memiliki satu kelas--kelas pengganti.
"Kamu nggak bawa payung?" Tanya temanku yang sedari tadi berjalan beriringan denganku. "Sudah kuduga! Kamu kan selalu begitu, tak pernah sedia payung sebelum hujan." Cecarnya saat melihat ekspresi gamangku. Dan yah, yang dimaksud temanku dengan 'sedia payung sebelum hujan' tentu bukan denotasi karena dimatanyaaku selau menjadi teman yang ceroboh, pelupa dan segala kekurangan lainnya. "Sini." Lanjutnya sambil mengeluarkan payung navy bermotif kotak-kotak serupa dengan milikku di kos. Yah, payung yang kami beli beberapa waktu lalu.
"Nggak muat Mala, bajuku bakal tetep basah." Rengekku dengan wajah penuh sesal. Dia juga tahu jika ini pakaian terakhirku yang kering--selain beberapa potong kaos oblong dan celana training yang tak mungkin kupakai kuliah. Setelah payung lipat itu terbuka sempurna, dengan cepat aku menyambar gagang dan merapatkan diri.
"Mangkanya, badan dikondisikan!" ledeknya sambil menowel lengan gembulku. Uh, sebal, tapi tak apa. Dia hanya bercanda. Lagipula bagaimana aku sakit hati diejek seperti itu jika badannya saja tak jauh beda denganku.
Akhirnya seperti yang aku bayangkan, bahu kiriku basah dan, oh, Mala lebih basah. Bisa-bisanya dia sedari tadi bilang jika dia baik-baik saja tapi ternyata kondisinya lebih parah dariku.
"Handuk, Me." Pintanya saat pintu kamarku terbuka. Segera aku meninggalkan dia dan naik menuju lantai tiga--tempat jemuran--untuk mengambil handuk yang biasa tersampir di sisi anak tangga. Dan, oh... aku lupa....
"Mala...." aku kembali ke kamar dengan tangan hampa. "Aku lupa tadi handukku ku jemur di atas."
Mala yang sedang menggigil duduk di lantai menatapku dengan sesal dan sejurus kemudian kilatan meremehkannya muncul.
***
Halo, hari ini tidak bisa bikin tulisan baru. Jadi, coba nyari draf tulisan lama dan nemu itu. Tulisan khusus yang kubikin buat seorang teman. Ya, rencana lama bikin cerita based on true story gitu. Hehe. Tapi, nggak tahu sampe sekarang dia sudah baca apa belum. Mungkin kalo dipost lagi, mungkin, dia baca. Sudah dan sekian. Dadah~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar