Senin, 04 Mei 2020

Tentang Beauty and The Beast


Bicara soal Mei, aku punya cerita. Tahukah SBMPTN tahun 2017 diadakan bulan Mei? Beauty and The Beast lahir bulan itu, tepatnya beberapa hari sebelum hari H SBMPTN.

Aku ingat betul bahwa suatu malam aku bermimpi, lalu kutulis mimpi itu menjadi 7 halaman dengan 3 halaman adalah konsep cerita yang telah dibumbui imajinasi.

Nah, siangnya mulai ngetik dan baru selesai tengah malem. Nggak sia-sia, saat itu dapat 5 bab sekaligus. Sedikit lupa dengan SBM, besoknya aku nulis lagi dan bertambahlah ceritaku. Saat itu menulis adalah pekerjaan utama, bahkan saat aku berstatus 'buruh'. Di tempat kerja pun sebisa mungkin waktu istirahat kugunakan menulis.
Saat itu si notebook masih pro, gak pernah rewel. Hingga aku menunda menulis untuk fokus SBM yg tinggal menghitung jam.

SBMPTN usai. Nafsu nonton drakor yang kutunda selama mendekati SBM kubayar esok malamnya. Dan tahu, tidak sekedar membayar dengan waktu, tapi dengan hal yg tak terkira.

Euforia gila menonton membuatku histeris dan tak sadar menerjunkan si notebook dari singgasananya. "Brak!" Seperti mimpi malam yg tak pernah nyata. Dia baik-baik saja. Namun sayang, ada banyak luka yg tak kasat mata. Sial Rabu kedua kalinya, jatuh di bulan itu.

Sesalnya ada sampai sekarang. Keinginan untuk jauh dari rumah dan mengabdikan diri  menjadi 'pekerja teks komersial' seakan runtuh ketika memahami betapa rapuhnya senjataku itu. Setelah itu tak ada niatan menulis selain paksaan dari cerita yg harus segera kelar. Namun, bukannya selesai, imajinasi melebar dan semakin luas saja jangkauannya.

Semakin rumit cerita itu, semakin menarik bagiku. Dan semakin banyak tepuk tangan untuk cerita itu, maka semakin sulit pula mengakhirinya.

Ya, harus kuakui aku malas menulis. Tugas kampus, berita, cerpen, bon pulsa teman-teman, sampai catatan harian (seperti sekarang ini).
Tapi, ada hal lain yang menjadi alasan terkuatku. Ending, adalah kesan terakhir yg ditunggu dan akan terus diingat. Jadi, aku tak mau merusaknya dengan gegabah menulis.

즴븰 1 Mei 2018

Yap, seperti yang tertera di atas, tulisan itu lahir tanggal 1 Mei 2018. Saat itu, aku masih tidak familiar dengan maksud hari buruh. Waktu itu, aku hanya rindu saat-saat masa lalu.

Tentang kisah Beauty and The Beast, sekarang sudah tamat. Aku menyelesaikannya awal tahun lalu. Saat mengikuti sayembara novel salah satu penerbit. Ending yang muncul seadanya. Yang jelas, apa yang ingin kusampaikan sudah tersurat di dalamnya. Namun sayang, berita selanjutnya tidak begitu baik. 

Ingat betul, saat itu sehari setelah pulang dari PKL (Praktik Kerja Lapangan?), saat tengah mengadakan sekolah jurnalistik hari kedua, saat salah satu berita kami naik, aku mendapat email jika naskahku ditolak, tidak lolos. Tidak apa, aku tidak sedih, toh, banyak hal yang lebih menyedihkan saat itu.

Aku hanya berpikir, kenapa aku lalai dengan tujuan awalku kuliah? Menyelesaikan cerita-ceritaku. Kebelinger dengan kesibukan, aku menomersekiankan menulis. Seperti yang kutulis di atas, padahal dulu semalam bisa menulis sampai lima bab sekaligus. Sedangkan saat aku menulis itu, sehari separagraf pun susah--sekarang juga sih.

Mengenai saat ini, cerita Beauty and The Beast-ku sudah berubah nama. Beast Mate. Dia ekspor dari Wattpad ke salah satu aplikasi daring berbayar. Namun sayang, nasib Beast Mate tidak lebih baik dengab Beauty and The Beast. Pasarku harusnya bukan penikmat aplikasi daring itu. Karena sudah terlanjur, ya sudahlah tidak apa. Toh, aku juga sudah mendapat profit dari sana--meski lama, hiks.

Beauty and The Beast, salah satu anak yang kulahirkan ketika baru meninggalkan pabrik. Awal ceritanya dari mimpi, yang seperti kuceritakan tadi. Dari kisah tentang remaja SMA yang ingin berkuliah (just like my self wkwk), hingga kisah mistis tentang Beast. Silakan berpikir jika Beast di sini seperti pada kisah Beauty and The Beast yang sesungguhnya. Tapi tahu, aku mengisahkan cerita versiku dengan mencampurkan kepercayaan yang kubuat sendiri. Ah, apa namanya ya? Aku membuat mitos pada cerita itu. Tentang pamali-pamali yang berakhir kutukan.

Di sana juga ada MIC. Mak Ijah College. Tempat semacam Hogwarts versi lokal. Ada pembagian kelas-kelas tentang pengendalian diri. Ah, ilmu-ilmu kebatinan, indigo, kerasukan, setan dan hal-hal sejenisnya ada di sana. Haha, lucu jika mengingat aku menulis itu dengan sadar. Kenapa aku suka berkhayal? Wkwk.

Ya sudah segitu saja. Hari ini sedang tidak ada ide menulis. Pun, melanjutkan kisah tentang pabrik harus mengorek masa lalu dengan sejelas-jelasnya. Apalagi, ketika mengingat aku punya draft tentang cerita Beauty and The Beast yang bertransformasi menjadi Beast Mate, ingin sekali meletakannya di media inj. Jadi ya begitulah, sekian.

Selamat membaca.
Eh~
Ya sudah ini kukasih link cerita tadi, hehe
https://m.dreame.com/novel/j0ua+AWeTvQksxyxI/DWDQ==.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar