Oh halo.
Hari ini aku akan berkisah tentang drakor lagi. Masih dengan aliran yang sama, Reply 1997. Di tulisan sebelumnya tentang Reply itu, sepertinya aku bahkan nggak bahas Reply 1997 sama sekali ya. Padahal itu adalah series pertama dari dua drama sekuelnya.
Ah, lanjut. Sebenarnya drama Reply 1997 udah bersemayam di PC sejak aku masih SMA. Tapi karena ketika meng-copy dari temanku berantakan, jadi males nonton. Apalagi kan alur yang dibawa Reply 1997 berantakan juga. Ah, maksudnya alur campuran. Tapi, ya keruwetan alur lebih parah di 1997 sih. Ya emang masalah teka teki atau plot twist ada di semua series Reply, cuma kayak detail tiap adegan atau mix antara zaman sekarang yang tersegmen-segmen sampai masa lalu yang nggak hanya masa SMA main lead, juga Masa muda para orang tua mereka. Mana ada semacam perbandingan--susah nyari istilah lain--yang meng-compare masalah satu dengan masalah lain karena ya emang sebanding. And that's good. Meski udah tahu endingnya bakal sama siapa, aku masih deg-degan gitu. Takut ada plot twist yang nyakitin atau kenyataan dalam film yang nggak sesuai sama ingatanku (apasih kenyataan kok film???). Ya, dulu udah pernah klik-klik ini drama dan tahu kalo bakal sama siapa endingnya. Toh, di asianwiki atau poster sudah jelas kok.
Tapi ternyata ingatanku bener. Ending masih sesuai pemikiran. Ya meski tiap scene terus dibikin deg-degan. Paling nggak, nggak seperti Reply 1994 yang udah bikin segala ekspektasi ke Chilbong ambyar. Btw, aku nonton 1994 dulu karena lihat spoiler Chilbong confess ke si Go Ara--lupa nama perannya. Kalo di Reply 1988, duh, emang bener-bener sih. Kan di awal sama si Sun Woo ya saingannya. Eh, pas end sama Taek. Ya enggak kenapa-kenapa sih toh sesuai sama dugaanku dari awal--hampir seluruh alur udah ketebak sama aku. Ya rada nyesek. Tapi, semua kembali ke penulisnya dong.
Balik lagi ke Reply 1997. Karena nggak begitu banyak artis terkenal yang jadi role, kukira bakal ngebosenin. Ternyata engga. Apalagi karena jadi yang pertama kayak lebih banyak pemakluman, meskipun nggak ada yang kumaklumi juga sih. Kayak lebih original gitu. Dan ya, couple paling kusuka ada di Reply 1997 ini. Selain karena sudah tahu mereka bakal jadian, ke-uwu-an mereka natural banget. Ini maksudnya natural pengkisahan, bukan akting. Ya meski aktingnya nggak mengecewakan juga sih. Jadi ikut merasa gimana rasanya suka, cinta, sayang dan perasaan-perasaan lain yang muncul tanpa bisa ditolak. Ah, padahal cuma perkara cinta tapi bisa dalam gitu. Eits, kata 'padahal' bukan karena aku ngeremehin cinta ya, tapi karena biasanya di drakor aku nggak begitu nyorot prihal cintanya. Yoon Jae dan Si Won bener-bener bikin iri dari kisah cinta di Reply lainnya. Ya gimana, ya semacam goalku sebagai penonton gitu.
Selain keuwuan mereka--aku nggak nyebut romance karena emang nggak ada romantis-romantisnya, kisah bromance dalem banget anjir. Di series Reply lain pertemanan mereka ya sama-sama romantis gitu. Baik sesama cowo, atau ke cewe. Kalo di Reply 1994 dekat karena memang tinggal serumah dan di Reply 1988 karena tetanggaan, di Reply 1997 beda. Ya temen biasa gitu. Temen SMA yang sering main bareng dan langgeng sampai sukses. Terlepas dari main lead couple yang dari kecil bareng. And the boom is, when love come in bromance relation. Ahaha, iya cinta. Awalnya aku nggak ngeh. Eh, lama-lama paham. Ya Tuhan tulus banget itu temen cowonya si cowo. Tapi aku jelas nggak mendukung mereka berlayar. Bukan karena sesama jenis, tapi karena goalku tadi. Ya kali male lead jadian sama orang lain bukan female leadnya. Ambyar dong imajinasiku.
Hmm, apalagi ya tentang Reply 1997?
Ah iya, tentang ayah Yoo Jung yang meninggal. Seperti di series Reply lainnya, Yoo Jung ini another female lead gitu. Nah, pas udah dewasa dia kerja di ibu kota--setting Reply 1997 di Busan semacam Surabaya-nya Korea. Temen-temen yang lainnya juga di Seoul. Satu di Busan dan satunya--the best friend alias namja chinggu, kuliah di luar negeri. Saat dia sibuk-sibuknya kerja dan jarang pulang ayahnya meninggal. Ketika ayahnya diselang dengan oksigen, tidak ada yang memberitahu dia dan bahkan ayahnya memintanya untuk tetap bekerja. Ketika ditelpon, dia bilang sibuk dan berkata akan menghubungi lagi. Terus saja begitu. Dan ya, akhirnya ayahnya meninggal
Aku mencoba untuk tidak ikut menangis. Dan memang aku tidak menangis. Padahal di Reply 1988 pas kakeknya si female lead meninggal, aku sesenggukan. Tapi di situ enggak. Why? Cause I know very well how it was. Hmmm I try to not comparing but it's just alike. Haha, it's okay. I keep it on my mind that something hurt there is.
Hmm apalagi ya? Tentang dialog yang selalu bikin mikir, deg-degan dan akhirnya jadi quote aku kira sudah biasa sih ada di drama atau film Korea. Cuma ya emang mungkin karena aku pikir relate, aku tadi banyak take screenshoots hehehe.
Udah dulu, deh kepalaku pusing banget ini astaga. Gerak-gerak sendiri. Bye~
26 Mei 2020
26 Mei 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar