Malam. Hari ini hari yang melelahkan. Hmm tidak sepenuhnya sih. Separuh hari lebih tepatnya.
Siang tadi, aku merencanakan mengunjungi beberapa tempat dengan seorang teman. Kondisi dunia sedang tidak baik memang, tapi tempat yang kami kunjungi itu semoga aman. Dan keperluan ini mendesak. Kepentingan banyak orang. Sesuatu yang tidak bisa aku ceritakan.
Singkat cerita, aku dapat masalah setelah menemui seseorang. Ingin rasanya pingsan di tempat. Kebingungan dan merasa bodoh. Sendirian. Hampir-hampir aku menangis di depan temanku yang menunggu di luar. Sangat malu.
Lalu kami melakukan beberapa hal lain. Pikirku, itu bisa mengurangi rasa sedih karena masalah sebelumnya. Namun, tidak. Aku masih saja kepikiran. Melakukan segala hal dengan bodoh. Menjadi linglung dan terus lunglai. Tertawa dan menangis. Tenaga terkuras habis. Lelah terus mengumpat dan sambat. Pikiranku kacau. Tak ada yang bisa diajak bicara mengenai penyelesaian tentang apa yang baru kualami itu.
Sore menjelang kami pulang. Sebenarnya ada satu hal lain yang belum kami berdua lakukan, tapi karena keadaan tidak memungkinkan lagi, kami melewati poin itu. Dengan sedikit bercanda, kami saling mempengaruhi untuk membatalkan puasa. Iya, membatalkan puasa. Kami biasa menyebut mokel.
Setelah wara wiri, dua jam sebelum waktu berbuka, seteguk minuman manis masuk mulut. Di kosku, kami mengobrol tentang apa yang baru saja terjadi dan beberapa hal lain. Rasa bersalah karena mokel dan obrolan seputar agama lainnya. Temanku itu mengaku beberapa hal. Salah satunya tentang keinginannya untuk mokel. Tapi, selama bulan puasa ini dia tinggal bersama orangtuanya sehingga susah bagi dirinya untuk menjadi nakal.
Obrolan berlanjut. Tentang teman, pertemanan, pasangan sampai masa depan. Sampai di titik itu aku sedikit lupa dengan masalah tadi. Serius. Mungkin tiga puluh menit. Haha selanjutnya kepikiran lagi. Temanku itu pamit pulang saat waktu berbuka hampir tiba. Baiklah. Aku juga sudah sangat lelah. Mengantuk dan sangat lelah. Otak dan badan.
Setelah kepergian orang itu, dugaanku benar. Aku kembali uring-uringan dengan diri sendiri. Melakukan beberapa hal di sosmed yang serba menakutkan. Bahkan, aku tidak berani sekedar sambat di Twiter seperti biasanya. Menulis di blog ini pun hampir-hampir tak kusebut apa masalahku kan? Iya, aku takut sekali. Dunia maya sangat menakutkan.
Setelah kepergian orang itu, dugaanku benar. Aku kembali uring-uringan dengan diri sendiri. Melakukan beberapa hal di sosmed yang serba menakutkan. Bahkan, aku tidak berani sekedar sambat di Twiter seperti biasanya. Menulis di blog ini pun hampir-hampir tak kusebut apa masalahku kan? Iya, aku takut sekali. Dunia maya sangat menakutkan.
Sebelum maghrib tiba, aku memutuskan untuk memasak nasi. Magic com kecilku mengeluarkan suara "cetek" tepat saat adzan maghib berkumandang. Ah, aku sudah tidak puasa. Berat, aku bangun solat kilat dan tidur. Menyedihkan. Kemarinku tidak seperti ini padahal. Janjiku pada diri sendiri untuk konsisten terlukai lagi.
Sekitar setengah delapan aku bangun. Berencana makan dan melakukan hal-hal yang sempat tertunda tadi. Tapi, rasanya nasi sangat susah masuk mulut. Entah, sepertinya nasi terakhir yang masuk ke mulut ya ketika masih di rumah. Aku menyerah dengan nasi dan kembali ke ranjang. Istirahat lagi. Tapi, suara-suara bising dari kipas angin, nyamuk dan entah apa lagi sedikit menggangu. Sedikit mengejutkan ketika asingitu bersumber dari centong di atas magic com yang bergerak-gerak. Oh, Tuhan. Bergerak? Apalagi ini?
Aku megeceknya. Melihat apa ada yang salah. Dan tak ada yang aneh. Tak ada hewan seperti dugaanku. Aku kembali ke tempat tidur dan centong itu bergerak-gerak lagi. Oh Tuhan. Maaf. Iman saya lemah hari ini. Aku cek dan ya tidak ada apa-apa.
takut aku menghubungi beberapa teman. Sedikit bercerita tentang apa yang kualami. Aku masuk ke ruang obrolan Discord, berharap teman-teman masuk dan mencairkan suasana. Tidak lama berselang ada salah satu teman yang menghubungi lewat grup video call. Akhirnya suasana benar-benar cair. Bahkan, saat salah satu teman indihome membalas pesanku dengan sedikit menakuti, aku mencoba tidak takut. Aku juga telah lupa dengan sesal siang tadi. Jadi centong yang bergoyang bukan masalah. Tapi, saat satu per satu teman bergabung, obrolan mereka menjurus ke hal-hal mistis dan horor. Ah, dasar! Aku langsung keluar. Kembali mengobrol dengan teman lainnya di Discord.
takut aku menghubungi beberapa teman. Sedikit bercerita tentang apa yang kualami. Aku masuk ke ruang obrolan Discord, berharap teman-teman masuk dan mencairkan suasana. Tidak lama berselang ada salah satu teman yang menghubungi lewat grup video call. Akhirnya suasana benar-benar cair. Bahkan, saat salah satu teman indihome membalas pesanku dengan sedikit menakuti, aku mencoba tidak takut. Aku juga telah lupa dengan sesal siang tadi. Jadi centong yang bergoyang bukan masalah. Tapi, saat satu per satu teman bergabung, obrolan mereka menjurus ke hal-hal mistis dan horor. Ah, dasar! Aku langsung keluar. Kembali mengobrol dengan teman lainnya di Discord.
Malam semakin larut dan aku belum menulis hari ini. Akhirnya kami menyudahi obrolan. Tapi, saat tengah menulis, iya barusan ini, perasaanku tidak enak. Aku memutuskan masuk Discord lagi. Memutar musik sambil berharap ada teman yang masih terjaga. Namun sial, koneksi yang dari tadi lancar jadi buruk. Lagu yang muncul tersendat-sendat. Bahkan saat ini, detik ini, lagunya terhenti. Tidak ada koneksi. Ahhhhhh.
Aku mencoba menghubungi ibu, bercerita tentang apa yang kualaim ini. Beliau memberi pikiran postif. Ya, semoga itu benar-benar cicak yang bersembunyi seperti apa yang dibilang ibu. Dan semoga malam ini terlewati dengan baik-baik saja.
12 Mei 2020
Ah, bener kan. Wifiku eror. Tinggal beberapa menit ganti hari. Aishhhh!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar