Kamis, 14 Mei 2020

Tentang Reply 1988 #18 dan Indonesia (mengandung spoiler)


Halo dan hai! Gud nite~

Hari ini aku mau bahas tentang salah satu episode drama Korea lagi ah. Reply 1988, drakor yang sering banget nangkring di list trending Twiter Indonesia. Drama ber-genre keluarga, komedi dan romansa ini tayang di Korea pada pergantian tahun, yakni awal November 2015 hingga pertengahan Januari 2016. Mungkin pada saat penayangannya dulu, penonton yang merasakan hidup di musim dingin Korea tahun 1988 seperti ikut mengulangi waktu. Yaiya sih, aku saja yang tentu belum lahir pada masa itu serta hidup jauh dari Korea saja seakan bisa merasakannya. Dapet banget gitu feel-nya. Salut deh buat tim produksinya.

Reply 1988 ini merupakan series terakhir setelah Reply 1997 dan 1994 sampai saat ini. Meski udah tayang hampir lima tahun yang lalu, aku baru tergerak nonton sekarang. Nggak diragukan lagi sih kualitas drakor di mata manusia pengabdi-pengabdinya seperti aku ini. Tentu bagus. Tapi, kalo sampe trending terus-terusan pasti ada nilai lebih kan? Apalagi itu termasuk drama lama, yang sudah tayang sejak lama gitu.

Sebenernya, sebelum nonton Reply 1988, aku sudah hampir nyelesaiin Reply 1994. Tentang anak-anak rantau, mahasiswa baru dan teka-teki kisah si tokoh cewe sama lima orang teman--dan teman mendiang kakaknya--yang semuanya bermarga Kim. Jadi di tiap pembukaan--atau di akhir, aku lupa, ada semacam pengkisahan di masa depannya gitu. Penonton diajak nebak, ini bakal nikah sama Kim yang mana? Soalnya semua punya panggilan yang beda pas muda. Sayang, aku nonton nggak sampe kelar. Karena nggak sabar pengen tahu sama siapa dia nikah, aku cari spoiler ending. Sumpah, susah banget nyarinya--aku aja sih yang bodo. Tapi, akhirnya juga ketemu. Dan itu bukan yang aku inginkan--tapi aku pikirkan. Setelahnya, aku dapat musibah. Nggak bisa lagi nonton. Sudah nggak mood sama sekali--iya, ngedrakor sama kayak nulis.

Eh, panjang banget bahas Reply 1994.

Oke, balik ke Reply 1988. Motivasiku nonton drama ini karena katanya bikin ngakak, semacam Waikiki 1 dan 2. Bener sih, ngakak tapi pas sedih, sedih banget banksad. Awal-awal bingung, lama-lama penasaran terus ngikutin alur. Lucunya nyampe, sedihnya apalagi. Kayaknya tiap-tiap karakter 'aku banget' gitu. Seon Deok, Jung Hwan, Choi Taek, Sun Woo, dan Dong Ryeong

Seon Deok, female lead yang selalu haha-hihi, padahal dia sering banget sedih dan patah hati. Jung Pal alias Kim Jung Hwan, karakter yang 'pengen tak hih'. Ya gimana ya, dia suka sama Seon Deok tapi nggak pernah ngaku bahkan ke dirinya sendiri. Just like me, hehe. Sampe temen mereka yang jarang nongol karena sibuk lomba biduk ke luar negeri, Choi Taek, mengaku suka Seon Deok. Pas ngaku itu, Seon Deok nggak ada. Padahal saat itu, Seon Deok sepertinya malah suka sama Jung Pal setelah salah mengira dirinya dan Sun Woo saling suka. Ah, ribet ngejelasin. Endingnya aku juga spoiler nih hehe. 'Aku banget'nya Sun Woo dan Taek ini lebih karena keduanya yatim dan piatu. Ayah Sun Woo belum lama meninggal. Sedangkan ibu Taek sudah meninggal ketika ia kecil. Ah, bagian itu yang bikin mewek.

Sebenernya sih, yang lebih bikin nangis karakter orang tua masing-masing dari mereka. Sumpah deh, kayak bener gitu. Gimana ya, that's life. Kalo lihat ayah Seon Deok, duh keinget bapak deh. Mirip. Ya wajahnya, ya karakternya. Suka bercanda, tukang marah, tukang nyuruh, suka nolongin orang padahal hidupnya aja susah. Ttoggateunde. Hehe.

Aku nungguin banget episode 18 ini karena ada yang bilang paling nyesek dan bikin nangis berhari-hari. Karena di episode sebelumnya aja udah mewek, aku berekspektasi tinggi dong. Sebelum mulai episode 18 tadi siang, aku solat duhur dulu--tumben. Lalu mengondisikan ibu agar nggak dipanggil-panggil. Juga meminta sepupu yang make wifi untuk stop dulu soalnya lemot hehe. Dan jeng-jeng, aku nggak nangis sama sekali.
Episode 18 bikin nyesek. Senyum sambil nahan nafas. Menunggu apa yang bakal terjadi. Lompatan terjauh dari keseluruhan alur. Kelima anak sekolahan itu berubah menjadi pemuda-pemudi sukses.

Anjir, ngelihat ginian doang kok bikin mewek, pikirku.

Lalu, cerita mulai berjalan lagi. Hubungan bromance mereka semakin bikin iri. Yang bikin nyesek--bukan nangis, pas Jung Pal dan Taek sama-sama natap tempat Deok Seon duduk sebelumnya. Tanpa saling tahu, keduanya sama-sama saling menjaga perasaan. Ah, shit banget.

Selanjutnya, ada insiden Deok Seon yang batal nonton konser bareng kenalannya. Karena gengsi terhadap temen-temennya dia nekat berangkat sendiri dengan pakaian seadanya. Setelah a b c d e, aku pikir ini Taek atau Jung Pal bakal nyamperin deh. Dan karena plotnya yang diacak-acak sama jagga-nim aku tebak aja sih Taek yang sampe duluan--meski aku berharap tebakanku salah. Tapi, tebakanku benar. Lagi-lagi, tanpa ada yang tahu, Jung Pal patah hati.

Sampe situ udah nyesek sih. Semakin susah nebak bakal sama siapa Seon Deok nikah. Soalnya tipis banget clue yang diberi di segmen yang masa sekarang. Karena Sun Woo sudah pasti sama kakaknya Seon Deok, aku sempat kepikiran Seon Deok malah sama Dong Ryeong, pencair suasana wkwk.

Ternyata, aku kudu ikut nahan nafas lebih lama. Ketika mereka berkumpul bersama--saat itu tanpa Taek, tiba-tiba Jung Pal menyatakan perasaannya selama ini. Setiap detil yang dia lakukan untuk Deok Seon sejak dulu ia ceritakan di hadapan mereka. Pas itu aku mulai senyum-senyum. Jung Pal, nggak bodoh-bodoh amat. Gentle

He lhadalah, setelah Seon Deok baper (yaiyalah!), dia bilang itu akting. Bangsad subhanallah!!! Serius, aku nggak nangis. Cuma greget aja. Udah fiks, kamu goblok.

Episode 18 berakhir. Nggak sabar pengen tahu ending. Sejauh ini, tebakanku bener. Sun Woo sama siapa, Jung Bong--kakak Jung Pal, dan Bo Ra--kakak Seon Deok, sama siapa. Kebaca di aku. Cuma antara Taek dan Jung Pal ini yang susah banget. Aku nggak bisa dukung salah satu kayak di Reply 1994. Tapi kalo boleh milih, Jung Pal aja ya. Hikss.


Dan sangat menyebalkan ketika aku bener-bener menghindar dari spoiler ending ini drama, nggak sengaja baca komen di YouTube anjirr. Hadeh. Ya gimana, kan itu komen pake bahasa Inggris, aku sambil mikir dong bacanya. Eh, pas udah ngeh sama arti, bangsat jadi nanti~ ahhhh. Meskipun gitu, aku berharap terjemahan di otakku enggak bener. Kalo ada tulisan Reply 1988 langsung kuskip atau disimpen.
Setelah nonton episode 18, aku ke dapur. Bantu ibuk masak hehe. Biasanya sih ya bantuin tapi kali itu otakku masih kebayang-bayang Reply 1988. Mereka semua, anak-anak di sana, nurut dan sayang sama orang tua. That's make me feel bad being a daughter. Karena sedang malas bercerita seputar diriku, aku bertanya ke ibu tentang apa-apa yang terjadi tahun 1988 di Indonesia. Seperti wartawan, aku mengejar terus dan terus. Membandingkan kehidupan di Indonesia dan Korea dalam cerita. Hmm, andai ada bapak sepertinya cerita tentang Pak Harto lebih panjang. Hehe.

14 Mei 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar